Sering kita lihat di sekitar kita, ada seorang anak yang dinasehati oleh orang tua maupun guru untuk senantiasa rajin belajar supaya mendapatkan ranking yang tinggi , supaya bisa melanjutkan sekolah ke sekolah favorit , supaya bisa mendapatkan pekerjaan yang layak dan seterusnya dan seterusnya. Ketika itu akan menjadi kebanggaan tersendiri apabila nilai-nilai yang tinggi adalah nilai semacam matematika, ilmu pengetahuan alam, kimia, fisika dsb. Tetapi nilai-nilai lain yang bergenre kesenian,seperti menggambar, senirupa, dan sejenisnya tidak terlalu diunggulkan. Dan tidak terlalu dipermasalahkan apabila nilai yang didapat kurang bagus.
Apa yang terjadi di atas itu menunjukkan adanya diskriminasi terhadap potensi kecerdasaan anak yang sebenarnya tidak hanya meliputi ilmu-ilmu eksakta saja, tetapi juga meliputi bidang kesenian, kemampuan berimaginasi, kecerdasan motorik dan lain-lain. Tidak semua kecerdasan mudah dinilai seperti halnya nilai-nilai ujian. Kecerdasan yang bersifat kualitatif seperti kemampuan melukis, menari, menyanyi bahkan berimajinasi hanya bisa dinilai dengan menggunakan perasaan kita.
Secara Fisiologi dalam ilmu kedokteran, bagian Otak yang mempunyai fungsi untuk berpikir, diklasifikasikan menjadi dua belahan yaitu belahan kanan dan belahan kiri. Belahan kiri berfungsi untuk menggerakan anggota tubuh sebelah kanan sedangkah belahan otak kanan berfungsi menggerakkan anggota tubuh yang sebelah kiri. Sedangkan dalam proses berpikir, otak kiri mempunyai sifat untuk berpikir analisis, konvergen, dan linear. Sedangkan otak kanan mempunyai sifat berfikir secara holistik, divergen dan acak. Oleh karena itulah otak kiri sangat bagus dalam melakukan sesuatu yang sifatnya matematis, logika dan analisis. Sedangkan otak kanan mempunyai kemampuan berfikir yang tidak berurutan dan terstruktur sehingga bagus dalam melakukan proses berimajinasi dalam bidang seni, desain maupun kreativitas, maupun dalam pengelolaan emosi dan hubungan antar manusia.
Ketidakmengertian tentang perbedaan cara berpikir kedua otak itulah yang menyebabkan kita lebih menghargai kemampuan otak kiri. Sistem pendidikan pun mendukung ke arah itu yang bisa dilihat ketika menjawab soal ujian diharapkan siswa menjawab satu macam jawaban yang tepat (konvergen). Karena yang dilatih adalah otak kiri saja, maka otak kanan yang mewakili dunia kreatifitas menjadi terbelenggu.
Pemikir otak kanan banyak digunakan oleh kalangan seniman, ahli desain grafis, pengusaha, dan peneliti. Otak kanan dengan keunikan sifatnya membuat kita mampu memecahkan masalah ketika proses berpikir linear yang dikerjakan otak kiri sudah menemui jalan buntu.
Pada masa sekarang mulai terjadi keseimbangan dari pemakai otak kiri ke pemakai otak kanan. Bisa kita lihat di media
Dalam salah satu tulisan di milis, pernah diungkapkan kenapa Amerika lebih maju dari Negara-negara Asia walaupun siswa terpelajar yang menjuarai pelbagai Olimpiade matematika dan Sains banyak yang berasal dari Negara Asia termasuk
Suka tidak suka, mau tidak mau orang-orang dengan kemampuan otak kanan mulai dicari dan dipakai oleh bidang-bidang yang selama ini banyak menggunakan otak kiri misalnya dunia otomotif dan elektronik. Ketika seorang lulusan MFA (Master of Fine Art) lebih dicari daripada seorang MBA (Master of Bisnis Adnministration) oleh perusahaan otomotif untuk menciptakan konsep dan desain mobil. Handphone yang kita gunakan, tidak hanya fungsinya yang kita cari tapi mulai bergeser ke arah fashion. Sehingga tidak heran ketika sebuah Handphone bermerk Vertu dihargai puluhan hingga ratusan juta oleh karena desain dan eksklusifitasnya. Barangkali Kita juga bisa menjelaskan bagaimana sebuah coretan-coretan cakar ayam Sang Maestro lukisan dihargai hingga ratusan juta. Keunikan inilah yang menjadi salah satu kekuatan pikiran otak kanan. Dunia Kedokteran di Amerika yang lebih banyak menggunakan otak kiri, sedang mencoba memasukkan kurikulum empati terhadap mahasiswa kedokteran dengan cara mengajak mereka untuk menginap di rumah sakit sehingga bisa merasakan penderitaan pasien-pasien yang sedang dirawat di Rumah Sakit. Sehingga output yang diharapkan adalah dokter-dokter yang memandang pasien tidak sebagai objek, tetapi sebagai pribadi-pribadi yang juga mempunyai perasaan. Dunia bisnis pun sangat mengandalkan otak kanan yang mampu berpikir "out of the box" dalam menciptakan ide-ide bisnis dan memenangkan persaingan dalam marketing. Ketika otak kiri sudah buntu, otak kananlah yang mengambil alih kemudi dengan cara berpikirnya yang abstrak, melompat-lompat dan cenderung liar.
Apabila Kita perhatikan di zaman sekarang, penggunaan otak kiri sudah banyak digantikan oleh alat yang kita sebut komputer. Dari mulai hitung-hitungan sederhana, hingga program-program yang canggih sudah mulai diambil alih oleh komputer yang sangat akurat presisinya. Bisa kita katakan bahwa pekerjaan manusia yang tersisa dan tidak bisa diambil alih oleh komputer adalah kemampuan seni. Sampai sekarang, belum ada computer yang bisa membedakan apakah seorang wanita itu cantik atau tidak cantik. Karena itu dengan otak kananlah kita bisa unggul dari komputer.
Allah menciptakan segala sesuatu ada manfaatnya termasuk otak yang jelas-jelas kita rasakan kekuatannya. Otak kanan dengan karakteristiknya dan otak kiri dengan sifat-sifatnya akan menjadi lebih bermanfaat apabila digunakan secara komplementer. Kita kita ingin mendapatkan gambaran yang utuh tentang sesuatu hal, maka kita gunakan otak kanan kita, sedangkan untuk menganalisis perbagian, kita gunakan otak kiri kita. Seorang pengusaha ketika mencari ide usaha akan menggunakan otak kanannya yang kreatif, dan setelah ide tersebut didapatkan, barulah otak kiri yang menyusun estimasi analisis Return of Invesment, Laba Rugi dan sebagainya.
Banyak cara yang dilakukan untuk mensinkronkan kedua otak kita. Misalnya dengan melakukan senam otak, membuat peta pikiran ketika membuat catatan, mengasosiasikan dengan imaginasi ketika menghapal dan berhitung dan lain sebagainya. Karena telah terbukti bahwa otak kanan berkaitan dengan "long term memory".
Di masa yang akan datang, bisa jadi peranan pemikir otak kanan lebih banyak dicari dan lebih menjanjikan daripada sekedar menjadi pemikir otak kiri. Oleh karena itu maka tidak ada kata terlambat untuk mulai mengaktifkan sisi kanan otak kita.
Yandi Ariffudin
2 comments:
wah , susah susah a dok, perbedaan tuntutan dan kemampuan, hehehe...
duh susah banget dok...
katanya supaya otak kanan sama kiri nyambung belajar maen piano ya...???
sebelumnya salam kenal...
Post a Comment